Psikologi
perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang
lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang
mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
2. Kegunaan
psikologi perkembangan.
Berikut ini akan dikemukakan kegunaan
psikologi perkembangan sebagai berikut:
§ Dengan mempelajari psikologi, orang akan
mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
§ Untuk memahami diri kita sendiri dengan
mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya
sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
§ Dengan mengetahui jiwanya dan memahami
dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
§ Pengenalan dan pemahaman terhadap
kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami
kehidupan jiwa orang lain.
§ Dengan bekal pengetahuan psikologi juga
dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita
dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat
kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
Pengetahuan Psikiologi Perkembangan,
sangat berguna bagi guru, yaitu dengan bekal psikologi perkembangan:
o Mereka dapat memilih dan memberikan
materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada
tiap tingkat perkembangan tertentu.
o Mereka dapat memilih metode pengajaran
dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman
murid-murid mereka.
3. Pengertian perkembangan.
Objek psikologi perkembangan adalah
perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini
berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah
proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke
depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Istilah “perkembangan “ secara
khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.
JENIS-JENIS
DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
Elizabeth Hurlock mengemukakan
jenis-jenis perubahan selama proses perkembangan dan sifat-sifat khusus dalam
perkembangan.
1.
Jenis-jenis perkembangan (Types of changes in Development)
Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
§ Perubahan dalam ukuran (changes in size)
§ Perubahan dalam perbandingan ( changes
in proportion)
§ Pengertian wujud ( Disappearance of Old
Features)
§ Memperoleh wujud baru ( Acquisition of
New Features)
2.
Sifat-sifat khusus perkembangan (Characteristics of Development)
Ada beberapa sifat khusus yang dapat
kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang jelas menunjukkan
pengaruh yang besar; yaitu:
a.
Perkembangan
berlangsung menurut suatu pola tertentu.
b.
Perkembangan
berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
c.
Perkembangan
adalah tidak terputus-putus.
d.
Perbedaan
kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
e. Perkembangan
dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
f.
Sifat-sifat
dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
g.
Perkembangan
dapat dikira-kirakan lebih dahulu.
h.
Tiap-tiap
fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.
i. Apa
yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan
umurnya.
j. Tiap-tiap
orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam
perkembangan.
Kesimpulan
:
o
Pengetahuan
tentang dasar-dasar perkembangan adalah sangat penting artinya bagi kita.
o
Memungkinkan
kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak
terjadi harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya
akan berakibat tidak baik.
o
Memungkinkan
kita mengetahui secara tepat kapan kita harus berbuat dan apa yang harus kita
buat untuk membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.
FASE
DAN CIRI-CIRI PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Pendapat para Ahli mengenai
periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian,
yaitu:
1)
Periodisasi
yang berdasar biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini
didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles
didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase
kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga
ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.
2)
Periodisasi
yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan
periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan
masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan, karena
beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis
yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
3)
Periodisasi
yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan
sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam
“Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
“Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak
konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
1.
Masa
Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa
ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai
lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi
dalam 3 priode; yaitu:
a.
Periode
telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
b.
Periode
Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c.
Periode
Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
2.
Masa
Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa
ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15
hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau
stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan.
Ciri-ciri
yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
a)
Periode
ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode
perkembangan.
b)
Periode
ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan
janin.
c)
Periode
ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d)
Di
akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih
lanjut.
3.
Masa Bayi (Babyhood).
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu
sampai umur 2 tahun.
Masa
bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena
merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini
diletakkan.
4.
Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood).
Awal masa kanak-kanak berlangsung
dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada
masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan
bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri
pada waktu masuk kelas 1 SD.
5.
Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).
Akhir masa kanak-kanak atau masa
anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun.
Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah
ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan
pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun
Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di
mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat
timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi
inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian
untuk bersekolah.
6.
Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan periode yang
tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan
tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau
16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk
menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak
perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama
pada masa puber, yaitu:
i.
Perubahan
besarnya tubuh.
ii.
Perubahan
proporsi tubuh.
iii.
Pertumbuhan
ciri-ciri seks primer.
iv.
Perubahan
pada ciri-ciri seks sekunder.
8.
Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
Masa dewasa adalah periode yang
paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa
dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur
40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai
mati.
Masa dewasa awal adalah masa
pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan
masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri
pada pola hidup yang baru.
9.
Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
Masa dewasa madya ini berlangsung
dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut
pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a)
Masa
dewasa madya merupakan periode yang
ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b)
Masa
dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
c)
Masa
dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d)
Pada
masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
10. Masa Usia Lanjut ( Later
Adulthood).
Usia
lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai
dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut
Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan
tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,
tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun
yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan
nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk
masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh
Havighurst sebagai berikut:
1.
Masa
bayi dan anak-anak
§ Belajar berjalan
§ Belajar mekan makanan padat
§ Belajar berbicara
§ Belajar mengendalikan pembuangan kotoran
tubuh
§ Mencapai stabilitas fisiologik
§ Membentuk pengertian sederhana tentang
realitas fisik dan sosial
§ Belajar kontak perasaan dengan orang
tua, keluarga, dan orang lain
§ Belajar mengetahui mana yang benar dan
yang salah serta mengembangkan kata hati
2.
Masa
Anak Sekolah
§ Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
§ Pembentukan sikap yang sehat terhadap
diri sendiri sebagai organism yang sedang
tumbuh
§ Belajar bergaul yang bersahabat dengan
anak-anak sebaya
§ Belajar peranan jenis kelamin
§ Mengembangkan dasar-dasar kecakapan
membaca, menulis, dan berhitung
§ Mengembangkan pengertian-pengertian yang
diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
§ Mengembangkan kata hati moralitas dan
skala nilai-nilai
§ Belajar membebaskan ketergantungan diri
§ Mengembangkan sikap sehat terhadap
kelompok dan lembga-lembaga
3.
Masa
Remaja
§ Menerima keadaan jasmaniah dan
menggunakannya secara efektif
§ Menerima peranan sosial jenis kelamin
sebagai pria/wanita
§ Menginginkan dan mencapai perilaku
social yang bertanggung jawab social
§ Mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya
§ Belajar bergaul dengan kelompok
anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
§ Perkembangan skala nilai
§ Secara sadar mengembangkan gambaran
dunia yang lebih adekwat
§ Persiapan mandiri secara ekonomi
§ Pemilihan dan latihan jabatan
§ Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
4.
Masa
Dewasa Awal
§ Mulai bekerja
§ Memilih pasangan hidup
§ Belajar hidup dengan suami/istri
§ Mulai membentuk keluarga
§ Mengasuh anak
§ Mengelola/mengemudikan rumah tangga
§ Menerima/mengambil tanggung jawab warga
Negara
§ Menemukan kelompok sosial yang
menyenangkan
5.
Masa
Usia Madya/Masa Dewasa Madya
§ Menerima dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisik dan fisiologis
§ Menghubungkan diri sendiri dengan
pasangan hidup sebagai individu
§ Membantu anak-anak remaja belajar
menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
§ Mencapai dan mempertahankan prestasi
yang memuaskan dalam karir pekerjaan
§ Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi
waktu senggang yang dewasa
§ Mencapai tanggung jawab sosial dan warga
Negara secara penuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
Persoalan mengenai faktor-faktor
apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli
dengan jawaban yang berbeda-beda.
Para ahli yang beraliran “Nativisme”
berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur
pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor
dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer.
Berbeda dengan aliran Nativisme,
para ahli yag mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh
faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak
berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor
lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang
individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
Aliran yang tampak menengahi kedua
pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah aliran “Konvergensi” dengan
tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut aliran Konvergensi,
perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut.
Baik faktor dasar/pebawaan maupun factor lingkungan/pendidikan keduanya secara
convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan
dengan pendapat ini, Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga
mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu
faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor
eksternal).
Manurut Elizabeth B. Hurlock, baik
faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi
tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh
mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk
dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Tetapi bailklah beberapa
diantara faktor faktor-faktor tersebut ditinjau:
1.
Intelligensi
Intellegensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang
tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan
rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic studies of Genius) dan
Mead TD (The age of walking and talking in relation to general intelligence)
telah dibuktikan adanya pengaruh intellegensi terhadap tempo perkembangan anak
terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
2.
Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak
jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada
waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan
lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya
dari pada anak laki-laki.
Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan
seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih
cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelasa pada anak umur 9 sampai 12
tahun.
3.
Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu)
menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini
dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan
anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
4.
Kebangsaan
(ras)
Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat
dari anak-anak eropa sebelah timur. Amak-anak negro dan Indian pertumbuhannya
tidak terlalu cepat dibandingkan dengan ank-anak kulit putih dan kuning.
5.
Posisi
dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat
mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya
perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena
dimanja perkembangannya lebih lambat.
Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya
cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar.
6.
Makanan
Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan
merupakan faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang
terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi
runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit.
7.
Luka
dan penyakit
Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan,
meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
8.
Hawa
dan sinar
Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang
penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik
dan yang buruk.
9.
Kultur
(budaya)
Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana
menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak
bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat bahwa
sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian
merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya.
Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya
termasuk pendidikan, agama, dsb.
Elizabeth B. Hurlock juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi
penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development) yaitu:
1.
Kematangan
(Maturation)
Perkembangan fisik dan
mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah menjadi bawaan
dan juga dari pada latihan dan pengalaman si anak. Kodra ini diperoleh dari
turunan perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang
terlihat, meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan.
Pertumbuhan karena
kodrat terkadang timbulnya secara sekonyongkonyong. Rambut tumbuh di muka,
suara berubah dengan tiba-tiba. Sikapnya terpengaruh antara lain terhadap seks
lain, yang berkembang menjadi kegila-gilaan gadis atau kegila-gilaan pemuda sebagai
kebalikan dari kebencian yang ditujukan pada masa sebelumnya (Masa Pueral).
Pada anak-anak sering
terlihat, tiba-tiba anak itu dapat berdiri, berbicara, dan sebagainya yang
terkadang setelah seseorang berpendapat bahwea anak-anak itu sangat terbelakang
dalam pekembangannya.
2.
Belajar
dan latihan (Learning)
Sebab terjadinya
perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan
latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak
dengan melalui bantuan orang dewasa.
3.
Kombinasi
kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning)
Kedua sebab kematangan
dan belajar atau altihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama, bantu membantu. Biasanya
melalui suatu latihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan
yang maksimum, tetapi terkadang meskipun bentuan kuat dan usahanya efektif
tidak berhasil seperti yang diharapkan, jika batas perkembangannya lekas
tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan selain
berfungsi sebagai pemberi bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang siap
untuk dilatih/dikembangkan juga sebagai penentu batas atau kualitas
perkembangan yang akan terjadi. Kematangan itu dalam periode perkembangan tidak
hanya dicapai setelah lahir, tetapi sebelum lahir juga ada kematangan; bedanya
ialah bahwa kematangan dalam masa sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan
tidak memerlukan latihan.
Kematangan suatu sifat
sangat penting bagi seorang pengasuh atau pendidik untuk mengetahuinya, karena
pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terhadap
semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.
Telah banyak
percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat
berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar
pengajaran/pengalaman. Hasilnya antara lain:
a.
Pada
tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena memungkinkan
pengajaran/pelatihan.
b. Dalam
hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antaraanak kembar dan
anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika misalnya).
c. Berlangsungnya
secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan
pengajaran/latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
HUKUM-HUKUM
PERKEMBANGAN
Perkembangan
fisik dan mental disamping dipengrauhi oleh factor-faktor tersbut diatas, juga
perkembangan itu berlangsung menurut hukkum-hukum tertentu.
Adapun hukum-hukum perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Hukum
Konvergensi
Hukum Konvergensi ini
menekankan kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan lingkungan. Tokoh
yang berpendapat demikian adalah Willian Stern yang menyatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur
pembawaan dan lingkungan. Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan gambarannya
sebagai berikut:
a b c
Dari
gambar di atas dapat dilihat adanya Saling pengaruh kedua faktor pembawaan dan
lingkungan.
2.
Hukum
Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Sebagai makhluk hidup, manusia mempunyai dorongan/.hasrat
untuk mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan ketika lapar,
menyelanatkan diri apabila ada bahaya.
Pada anak kecil usaha
ini diwujudkan dengan menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak badan, dan
sebagainya, kemudian si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda tersebut.
Dari usaha untuk memepertahankan diri berlanjut menjadi
usaha untuk mengembangkan diri.
Pada anak-anak biasanya terlihat rasa ingin tahunya itu
besar sekali, sehingga ank-anak tidak hentin-hentinya bertanya mengenai suatu hal
dan dirinya akan merasa senang apabila dunianya diisi dengan berbagai
pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari sekelilingnya. Melalui kegiatan
bermain, berkumpul dengan teman, bercerita dan sebagainya itu dapat dianggap
sebagai dorongan untuk mengembangkan diri.
3.
Hukum
Masa Peka
Masa peka ialah masanya suatu fungsi mudah/peka untuk
dikembangkan. Masa peka merupakan masa yang terjadi nya dalam perkembangan pada
saat-saat tertentu. Misalnya anak usia satu sampai dua tahun yang mengalami
masa peka untuk berbicara dan meniru sehingga apa yang diajarkan mudah diikuti
dan berhasil dengan baik.
4.
Hukum
Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis disini adalah
bahwa berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada diri manusia itu
tidk berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan.
5.
Hukum
Rekapitulasi
Merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan suatu
bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabd-abad. Dengan hokum ini
berarti perkembangan jiwa anak itu merupakan ulangan dan adanya persamaan
dengan kehidupan sebelumnya (yang dilakukan oleh nenek moyang)
Dapat dibagi dalam beberapa masa:
a.
Masa
berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8 tahun senang bermain
kejar-kejaran, perang-perangan, menangkap binatang (capung, kupu-kupu, dsb)
b.
Masa
mengembala
Anak usia sepuluh tahun senang
memelihara binatang seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
c.
Masa
bercocok tanam
Masa ini dialami oleh anak sekitar umur
dua belas tahun, dengan tanda-tanda sengan berkebun, menyiram bunga.
d.
Masa
berdagang
Anak senang bermain jual-jualan, tukar
menukar foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman maupun sahabat
pena.
6.
Hukum
Tempo Perkembangan
Ialah bahwa tiap anak mempunyai tempo kecepatan dalam
perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak yang perkembangannya lebih cepat dari
anak lainnya.
7.
Hukum
Irama Perkembangan
Berlaku terhadap perkembangan setiap orang baik
menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani. Hal ini berlangsung silih
berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak. Adakalanya tenang,
adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan masing-masing individu
tersebut.
Pada umur tiga sampai lima tahun seorang anak biasanya
mengalami irama goncangan sehingga sukar diatur, suka membangkang, tetapi
setelah itu anak bisa tenang kembali.
Anak senang bermain
jual-jualan, tukar menukar foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman maupun sahabat pena.
6. Hukum Tempo Perkembangan
Ialah bahwa tiap anak mempunyai
tempo kecepatan dalam perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak yang perkembangannya lebih cepat
dari anak lainnya.
7. Hukum Irama Perkembangan
Berlaku terhadap perkembangan setiap
orang baik menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani. Hal ini berlangsung
silih berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak. Adakalanya tenang,
adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan masing-masing individu
tersebut.
Pada umur tiga sampai lima tahun seorang anak
biasanya mengalami irama goncangan sehingga sukar diatur, suka membangkang,
tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.
0 comments:
Posting Komentar